Klasifikasi tinta sablon

Thsebelum aada banyak klasifikasitinta sablon. Memahami klasifikasi tinta sablon dapat membantu sebaiknya kita pilih tinta sablon.

Klasifikasi berdasarkan substrat

Menurut nama kimia substratnya, tinta sablon dapat diklasifikasikan menjadi tinta polietilen dan polipropilen (non-polar), serta tinta polivinil klorida, polistiren, dan tinta ABS polikarbonat (polar). Berdasarkan bentuk substratnya, tinta plastik dibedakan menjadi tinta plastik lunak dan tinta plastik keras.

Klasifikasi berdasarkan metode pengeringan

Ada tinta pengering evaporatif, tinta pengawet ultraviolet, dan tinta pengering oksidasi. tinta pengeringan evaporatif adalah tinta yang paling umum digunakan dalam sablon. Film tinta terutama terdiri dari zat polimer, dan setelah dicetak, pelarutnya menguap untuk membentuk film tinta. Proses pengeringan evaporatif ini bersifat reversibel, yaitu lapisan tinta yang telah dikeringkan dapat dilarutkan kembali dalam pelarut. Setelah tinta dipindahkan ke substrat, film tinta dengan pelarut terlebih dahulu akan mengalami penguapan pelarut. Pelarut dalam tinta berdifusi di udara karena tekanan uapnya, membentuk lapisan cair pada permukaan lapisan tinta, dan kemudian menguap melalui lapisan cair. Dalam proses pengeringan ini, pengeringan bagian dalam umumnya lebih lambat, dan terkadang diperlukan peniupan untuk mempercepat pengeringan. tinta evaporatif mudah digunakan, dan pengeringan umumnya cepat, sehingga banyak digunakan.

Tinta pengawet ultravioletdapat menghasilkan reaksi fotokimia dan dapat sembuh total dalam beberapa detik. Ini semakin banyak digunakan dalam pencetakan plastik. Komponen utama tinta adalah resin photocuring, inisiator, pigmen, dan aditif, dan pelarut organik umumnya tidak digunakan.

Tinta pengering oksidatif mengandung polimer dengan berat molekul lebih kecil di dalam tinta. Ini teroksidasi di udara dan membentuk film polimer melalui reaksi kimia seperti panas, cahaya, atau zat reaktif. Setelah tinta ini dicetak ke media, biasanya tinta perlu dipanaskan untuk mempercepat proses pengawetan.